Selamat Datang di Coretankoe

Kamis, 15 Mei 2014

NASIB GURU TIK SEMAKIN JELAS ....



Alhamdullillahirobbil  alamin. jumpa lagi dengan blogger saya (walau diri sendiri yang baca).
Setelah sekian lama cuti dari melahirkan sampai membesarkan, merawat dan lain-lain yang tak kunjung henti untuk bisa memulai menulis kembali, sampai akhirnya aku kehilangan alias lupa dengan password sendiri, sebenarnya kuncinya hanyalah satu, yaitu luangkan waktu sebentar saja untuk memulihkan akun. Namun itu tadi karena kesibukan yang tak berujung membuat saya enggan memulihkannya.(jadi curhat)
Saatnta kembali berkarya dan beramal, kapan lagi bisa berkreasi.......
Banyak sekali hal sebenarnya yang ingin kutulis, namun tak apa, sabar, satu per satu dulu....
Perasaan yang sama tentunya ketika kita sudah baca Draft Permen tentang Guru TIK, sedih, sebel, tapi mau gimana lagi. (pengin berjuang bersama kawan AGTIKKNAS, namun tidak dapat meninggalkan keluarga) akhirnya gk bisa berbuat apa-apa, selain berdoa mudah-mudahan diberikan yang terbaik untuk kita semua.
Saya juga heran dengan keputusan pemerintah, yang dengan mudahnya menyuruh guru TIK yang tidak linear dengan jurusan komputer/TIK, untuk kembali ke mapel atau jurusan yang diambil ketika kuliah. Padahal guru TIK tidak sedikit yang tidak linear. Kemanakah mereka harus mengajar ? Saya yakin banyak dari mereka yang kebingungan. Mengajar Prakarya pun toh nanti pada saatnya akan dipertanyakan karena bukan dari jurusan Prakarya, sedangkan jika kembali ke mapel yang dulu dipegangnya, mustahil pasti jawabannya. sebab pelajaran yang dulu dipegangnya kini sudah menjadi milik guru lain bahkan bisa jadi mapel tersebut masih kekurangan jam karena banyaknya guru yang sudah bersertifikasi.
Andaikan saya sendiri disuruh memilih,(namun pilihan itu tak akan pernah terjadi) "mau mengajar mapel yang sesuai ijazahnya tapi gak ada jamnya, atau mapel yang jamnya kelebihan tapi harus kuliah lagi". Terus terang tentu saya akan lebih memilih yang sesuai dengan bidang saya, tapi.... itu tadi siapa yang akan kasih saya  jam???? kuliah lagi, mungkinkah? oke, mungkin jika ia PNS sudah menjadi tuntutan negara yang harus diikuti karena dia adalah aparatur negara yang wajib mentaati negara, tapi saya hanyalah guru swasta biasa untuk apa, untuk dapat sertifikasi lagi, apa benar masih akan "ada sertifikasi" sepanjang tahun,(tentunya juga bukan tujuan utama mengajar untuk dapat sertifikasi) tentunya dari pada kuliah lagi lebih baik mendalami yang pernah dipelajari dan diajarkannya dulu sehingga kita juga nyaman didalam mengajarnya.(idealis?). 
Dulu ketika ada pelajaran TIK kosong, saya masuk(menggantikan guru TIK yang telah dipindah tugaskan karena diangkat PNS) juga bukan karena kekosongan itu saja, namun pelajaran yang saya pegang (mapel pokok Qur’an Hadis) telah “hilang” untuk guru yang bersertifikasi (nyatanya saya termuda waktu itu di madrasah,  tentu saya lebih menghargai guru yang senior namanya juga di madrasah gak da paksaan harus match dengan jurusannya), namun saya ngajar TIK juga bukan karena keterpaksaan, sesungguhnya saya memang dah jatuh hati dari pertama aku mengenal TIK, dari pada aku mengajar mapel lain yang tidak aku senangi dan kuasai, sehingga saya bisa nyaman dalam mengajar TIK walau tidak sehaluan (gak tahu kedepan masih senyaman inikah saya dengan pelajaran yang baru lagi)
Saya sendiri bukan dari jurusan komputer, saya juga tak malu jika saya dibilang tidak bisa memperbaiki komputer rusak, memperbaiki jaringan, memperbaiki LCD, karena memang saya bukan teknisi? tapi salahkah jika pemerintah khususnya bapak menteri pendidikan untuk menghargai guru-guru TIK yang sudah mengajar anak-anak bangsa dari ketidaktahuan menjadi tahu walaupun itu mungkin masih sebatas tools yang sering bapak bicarakan, tapi memang inilah di daerah kami khususnya anak-anak kami yang berasal dari desa. Di mana madrasah bagi mereka tempat satu-satunya bisa menikmati belajar komputer, karena untuk kursus di tempat lain orang tua mereka tidak memungkinkan untuk membiayainya, apalagi mengfasilitasi mereka  di rumah sebuah komputer. Sehingga tak heran jika mengajari mereka pun dari hal yang paling sepele yaitu bagaimana cara pegang mouse yang benar.


Sekarang K.13 (Kurikulum 2013) telah menghilangkan mapel TIK, saya benar-benar gak bisa membayangkan anak-anak yang jauh dari teknologi mereka akan semakin tertinggal, padahal mereka adalah generasi bangsa yang tentunya selain di bekali ilmu agama juga perlu ilmu teknologi, karena memang zamannya sudah serba teknologi.
Ya akhirnya saya tahu, M.Nuh mengeluarkan permen ini karena melihat dari diri “saya”, yang gak bisa membantu atau berbuat banyak di bidang TIK, sehingga beliau meragukan teman-teman (S1 yang tidak linear)yang sebenarnya kemampuan mereka jauh melebihi dari saya, walaupun mereka bukan dari jurusan komputer tapi karena pengalaman mereka yang panjang/lama membuat mereka menjadi lebih baik tentunya. mereka semua orang-orang cerdas juga berjasa, yang banyak membantu di sekolah baik buat siswa, sesama guru atau lembaga pendidikan itu sendiri. Seharusnya TIK tidak perlu dihilangkan, dan saya sangat setuju jika ingin lebih baik, maka guru-guru TIK selalu di upgrade dan materi TIK perlu diperbaiki jika diperlukan menyesuaikan kebutuhan.
Pemerintah menghilangkan TIK, sebenarnya bukan guru-guru TIK yang merugi karna tidak dapat jam, tidak dapat sertifikasi, .... tapi justru pemerintahlah yang RUGI BESAR. Kenapa Rugi, karena Pemerintah telah kehilangan aset besar yaitu guru-guru yang bisa menuntun/mengajari siswa banyak hal yang bisa digunakan untuk menunjang mapel lain, membantu sesama guru yang membutuhkan, membantu pekerjaan sekolah dan lain sebagainya ( guru-guru TIK sendiri pasti bisa merasakannya).  Kenapa bisa kehilangan? karena guru-guru TIK tidak akan menunggu lama mungkin sebelum dirumahkan(khususnya honorer), mereka tentu akan langsung mengambil keputusan untuk keluar jika pemerintah terlalu lama menggantungnya. mereka pasti akan mencari peluang lain jika mereka memang harus mencari nafkah untuk keluarganya atau masa depannya, betapa banyaknya perusahaan-perusahaan yang membutuhkan mereka karena skillnya di bidang teknologi, begitu pula para mahasiswa yang akan diaborsi pemerintahan, mereka juga gak perlu risau karena memang masih banyak peluang di dunia bisnis atau lainnya selain di dunia pendidikan khususnya SEKOLAH/MADRASAH (ya kembali... semua yang mengatur rizki adalah Allah). Sehingga sudah bisa dipastikan dunia pendidikan akan tertinggal dengan yang namanya teknologi, karena tidak banyak guru-guru yang diberi kesempatan untuk memajukan siswa-siswinya, sesama guru maupun lembaganya sendiri. Inilah mengapa saya katakan Pemerintah yang merugi bukan guru-gurunya. Pada akhirnya yang menjadi tumbal adalah generasi bangsa khususnys anak-anak pedesaan yang kurang mampu, mereka akan semakin jauh dengan teknologi. dan TEKNOLOGI hanyalah milik orang-orang KOTA lagi KAYA.
menurut saya, Permen untuk Guru TIK itu bkanlah solusi yang tepat, tetapi justru memperjelas STATUS guru TIK semakin tersingkirkan.
Mudah-mudahan pemerintah tidak lagi sombong untuk bisa menerima kembali pelajaran TIK di kurikulum 2013, semoga apa yang diperjuangkan oleh kawan-kawan AGTIKKNAS bisa tercapai. Amin. Salam AGTIKKNAS, Sukses selalu.

2 komentar: