Alhamdullillahirobbil
alamin. jumpa lagi dengan blogger saya (walau diri sendiri yang baca).
Setelah
sekian lama cuti dari melahirkan sampai membesarkan, merawat dan lain-lain yang
tak kunjung henti untuk bisa memulai menulis kembali, sampai akhirnya aku kehilangan
alias lupa dengan password sendiri, sebenarnya kuncinya hanyalah satu, yaitu
luangkan waktu sebentar saja untuk memulihkan akun. Namun itu tadi karena
kesibukan yang tak berujung membuat saya enggan memulihkannya.(jadi curhat)
Saatnta
kembali berkarya dan beramal, kapan lagi bisa berkreasi.......
Banyak
sekali hal sebenarnya yang ingin kutulis, namun tak apa, sabar, satu per satu
dulu....
Perasaan
yang sama tentunya ketika kita sudah baca Draft Permen tentang Guru TIK, sedih,
sebel, tapi mau gimana lagi. (pengin berjuang bersama kawan AGTIKKNAS, namun tidak
dapat meninggalkan keluarga) akhirnya gk bisa berbuat apa-apa, selain berdoa
mudah-mudahan diberikan yang terbaik untuk kita semua.
Saya juga
heran dengan keputusan pemerintah, yang dengan mudahnya menyuruh guru TIK yang
tidak linear dengan jurusan komputer/TIK, untuk kembali ke mapel atau jurusan
yang diambil ketika kuliah. Padahal guru TIK tidak sedikit yang tidak linear.
Kemanakah mereka harus mengajar ? Saya yakin banyak dari mereka yang
kebingungan. Mengajar Prakarya pun toh nanti pada saatnya akan dipertanyakan
karena bukan dari jurusan Prakarya, sedangkan jika kembali ke mapel yang dulu
dipegangnya, mustahil pasti jawabannya. sebab pelajaran yang dulu dipegangnya
kini sudah menjadi milik guru lain bahkan bisa jadi mapel tersebut masih
kekurangan jam karena banyaknya guru yang sudah bersertifikasi.
Andaikan
saya sendiri disuruh memilih,(namun pilihan itu tak akan pernah terjadi)
"mau mengajar mapel yang sesuai ijazahnya tapi gak ada jamnya, atau mapel
yang jamnya kelebihan tapi harus kuliah lagi". Terus terang tentu saya akan
lebih memilih yang sesuai dengan bidang saya, tapi.... itu tadi siapa yang akan
kasih saya jam???? kuliah lagi, mungkinkah? oke, mungkin jika ia PNS
sudah menjadi tuntutan negara yang harus diikuti karena dia adalah aparatur
negara yang wajib mentaati negara, tapi saya hanyalah guru swasta biasa untuk
apa, untuk dapat sertifikasi lagi, apa benar masih akan "ada
sertifikasi" sepanjang tahun,(tentunya juga bukan tujuan utama mengajar untuk dapat sertifikasi) tentunya dari pada kuliah lagi lebih baik
mendalami yang pernah dipelajari dan diajarkannya dulu sehingga kita juga
nyaman didalam mengajarnya.(idealis?).
Dulu ketika ada pelajaran TIK kosong, saya
masuk(menggantikan guru TIK yang telah dipindah tugaskan karena diangkat PNS) juga
bukan karena kekosongan itu saja, namun pelajaran yang saya pegang (mapel pokok
Qur’an Hadis) telah “hilang” untuk guru yang bersertifikasi (nyatanya
saya termuda waktu itu di madrasah, tentu saya lebih menghargai guru yang
senior namanya juga di madrasah gak da paksaan harus match dengan jurusannya),
namun saya ngajar TIK juga bukan karena keterpaksaan, sesungguhnya saya memang
dah jatuh hati dari pertama aku mengenal TIK, dari pada aku mengajar mapel lain
yang tidak aku senangi dan kuasai, sehingga saya bisa nyaman dalam mengajar TIK walau tidak sehaluan (gak tahu kedepan masih senyaman inikah saya dengan pelajaran yang baru lagi)
Saya sendiri
bukan dari jurusan komputer, saya juga tak malu jika saya dibilang tidak bisa
memperbaiki komputer rusak, memperbaiki jaringan, memperbaiki LCD, karena
memang saya bukan teknisi? tapi salahkah jika pemerintah khususnya bapak menteri
pendidikan untuk menghargai guru-guru TIK yang sudah mengajar anak-anak bangsa
dari ketidaktahuan menjadi tahu walaupun itu mungkin masih sebatas tools yang
sering bapak bicarakan, tapi memang inilah di daerah kami khususnya anak-anak
kami yang berasal dari desa. Di mana madrasah bagi mereka tempat satu-satunya
bisa menikmati belajar komputer, karena untuk kursus di tempat lain orang tua
mereka tidak memungkinkan untuk membiayainya, apalagi mengfasilitasi mereka
di rumah sebuah komputer. Sehingga tak heran jika mengajari mereka pun dari hal
yang paling sepele yaitu bagaimana cara pegang mouse yang benar.
Sekarang
K.13 (Kurikulum 2013) telah menghilangkan mapel TIK, saya benar-benar gak bisa
membayangkan anak-anak yang jauh dari teknologi mereka akan semakin tertinggal,
padahal mereka adalah generasi bangsa yang tentunya selain di bekali ilmu agama
juga perlu ilmu teknologi, karena memang zamannya sudah serba teknologi.
Ya
akhirnya saya tahu, M.Nuh mengeluarkan permen ini karena melihat dari diri “saya”,
yang gak bisa membantu atau berbuat banyak di bidang TIK, sehingga beliau
meragukan teman-teman (S1 yang tidak linear)yang sebenarnya kemampuan mereka
jauh melebihi dari saya, walaupun mereka bukan dari jurusan komputer tapi karena
pengalaman mereka yang panjang/lama membuat mereka menjadi lebih baik tentunya.
mereka semua orang-orang cerdas juga berjasa, yang banyak membantu di sekolah baik buat
siswa, sesama guru atau lembaga pendidikan itu sendiri. Seharusnya TIK tidak
perlu dihilangkan, dan saya sangat setuju jika ingin lebih baik, maka guru-guru
TIK selalu di upgrade dan materi TIK perlu diperbaiki jika diperlukan
menyesuaikan kebutuhan.
Pemerintah
menghilangkan TIK, sebenarnya bukan guru-guru TIK yang merugi karna tidak dapat
jam, tidak dapat sertifikasi, .... tapi justru pemerintahlah yang RUGI BESAR.
Kenapa Rugi, karena Pemerintah telah kehilangan aset besar yaitu guru-guru yang
bisa menuntun/mengajari siswa banyak hal yang bisa digunakan untuk menunjang
mapel lain, membantu sesama guru yang membutuhkan, membantu pekerjaan sekolah
dan lain sebagainya ( guru-guru TIK sendiri pasti bisa merasakannya). Kenapa bisa kehilangan? karena guru-guru TIK
tidak akan menunggu lama mungkin sebelum dirumahkan(khususnya honorer), mereka tentu
akan langsung mengambil keputusan untuk keluar jika pemerintah terlalu lama
menggantungnya. mereka pasti akan mencari peluang lain jika mereka memang harus
mencari nafkah untuk keluarganya atau masa depannya, betapa banyaknya
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan mereka karena skillnya di bidang
teknologi, begitu pula para mahasiswa yang akan diaborsi pemerintahan, mereka juga
gak perlu risau karena memang masih banyak peluang di dunia bisnis atau lainnya
selain di dunia pendidikan khususnya SEKOLAH/MADRASAH (ya kembali... semua yang
mengatur rizki adalah Allah). Sehingga sudah bisa dipastikan dunia pendidikan
akan tertinggal dengan yang namanya teknologi, karena tidak banyak guru-guru
yang diberi kesempatan untuk memajukan siswa-siswinya, sesama guru maupun
lembaganya sendiri. Inilah mengapa saya katakan Pemerintah yang merugi bukan
guru-gurunya. Pada akhirnya yang menjadi tumbal adalah generasi bangsa
khususnys anak-anak pedesaan yang kurang mampu, mereka akan semakin jauh dengan
teknologi. dan TEKNOLOGI hanyalah milik orang-orang KOTA lagi KAYA.
menurut
saya, Permen untuk Guru TIK itu bkanlah solusi yang tepat, tetapi justru
memperjelas STATUS guru TIK semakin tersingkirkan.
Mudah-mudahan
pemerintah tidak lagi sombong untuk bisa menerima kembali pelajaran TIK di
kurikulum 2013, semoga apa yang diperjuangkan oleh kawan-kawan AGTIKKNAS bisa
tercapai. Amin. Salam AGTIKKNAS, Sukses selalu.
Amin ya robbal alamin.
BalasHapussalam
omjay
Masukannya Pak Wijaya, untuk bisa ngeblog lebih baik. trims.
BalasHapus